Saturday 3 December 2016

Seberapa pentingkah Power Weight to Ratio?

Met siang mz bro, semangat kah hari ini? Sering kali saya membaca di majalah otomotif ataupun blog otomotif, banyak dari mereka membandingkan suatu motor dari PWR (Power Weight to Ratio). Lalu yang jadi pertanyaan, apa sih PWR? Seberapa pentingkah PWR itu sendiri untuk suatu motor? 

Yuk simak artikel berikut.
Mz bro sekalian tak bisa dipungkiri bahwa bobot kendaraan sangat penting dalam membantu mesin mengeluarkan powernya secara optimal. Semakin berat beban, maka stres komponen yang diderita rantai serta ban melawan gaya gravitasi sangat besar. Kan makin ditekan kebawah mzbro. Dan satu kilogram saja efeknya lumayan signifikan. Makanya kalo di balap ada regulasi yang mengatur bobot minimal suatu motor.
Masih ingat bagaimana top speed Motogp? Pengurangan bobot minimum dari 160kg ke 158 kg mampu membuat kecepatan puncak mesin Motogp sekarang makin beringas. Diluar kemampuan mesin, PWR juga berkonstribusi besar membuat motor makin ngacir. Tidak heran Dorna menolak proposal permintaan pabrikan yang menginginkan bobot kendaraan minimum dikurangi menjadi 155kg tahun depan. Mereka mengambil jalan tengah dengan 157kg. 158kg wae ngacirrr….lha piye kalau permintaan diluluskan 155kg?. Lak yo ngerihhh…..
Power to weight ratio sendiri rumusnya adalah power mesin dibagi berat motor itu sendiri dan satuannya PS/KG. Semakin besar angkanya semakin baik. Selama ini setiap ada produk baru, kita hanya mengintip power kendaraan dari mesin tanpa sudi melirik bobot. Padahal dengan power sama namun dry weight beda, output power roda keaspal juga tidak sama. Dengan bobot lebih ringan, maka mesin akan sedikit mengelurkan tenaga untuk menggerakkan roda. Dan dalam ajang balap, PWR bisa membantu akselerasi dan top speed serta ability dalam menaklukkan tikungan (entry and out. Sedang untuk harian, dengan melihat pengukuran aktual performa engine (PWR) bakal berpengaruh pada passing ability (berhubungan dengan akselerasi), komsumsi BBM dan tentu power on wheels. Tidak heran dibanding lainnya, Satria FU150 termasuk memiliki PWR terbaik dikelasnya. Lawong enteng bener kangbro bobotnya.
Tapi itu ga semua motor yang PWRnya tinggi akan unggul, kita harus melihat bobot pengendaranya juga. Coba cek contoh berikut. 
Motor A : memiliki daya 15dk & bobot 135kg. Artinya dihela oleh daya sebesar 0.1111 ps/kg-nya (15:135)

Motor B : memiliki daya 10dk & bobot 88kg. Artinya dihela oleh daya sebesar 0.1136 ps/kg-nya (10:88)
 Sekilas motor B lebih unggul bukan? Tapi coba kita cek jika ditambah pengendara yang bobotnya 60kg.

Motor A : memiliki daya 15dk & bobot 135kg+ 60kg pengendara. Artinya dihela oleh daya sebesar 0.0769 ps/kg-nya (15:(135+60))
Motor B : memiliki daya 10dk & bobot 88kg+ 60kg pengendara. Artinya dihela oleh daya sebesar 0.0675 ps/kg-nya (10:(88+60))

Gimana berbeda bukan, maka dari itu bobot pengendara sangat diperhitungkan dalam ajang balap. Coba tengok saja, adakah pembalap berbadan gendut? Hehehe..So, PWR pentingkah? Anda yang bisa menilai sendiri,
Semoga berguna.


No comments:

Post a Comment